Selasa, 30 Maret 2010

Once In Our Lifetime... We've Had A Best Inspiration To Be Written!

Biarkanlah Feeling Kita Bercerita...

Get Inspired


Pernahkah, -saya yakin anda pasti pernah- mendengarkan satu alunan lagu, yang walau nada, ritme, dan isi syairnya bertutur tentang hal-hal yang biasa saja, tapi sangat enak didengar dan diresapkan?
Anda pasti juga pernah membaca satu artikel atau cerita pendek, yang rangkaian tata kalimatnya tidak mesti sesuai dengan kaidah atau -standar baku tata bahasa yang baik dan benar-, tetapi tulisan tersebut terasa pas dan meninggalkan kesan yang luar biasa mendalam di batin kita?
Di sisi lain, anda mungkin juga pernah merasakan, ketika mengalami suatu peristiwa atau situasi batin yang sangat 'in', dan ingin sekali mengungkapkan uneg-uneg kita sendiri pada teman atau orang lain, tentang seberapa melankolis peristiwa yang pernah atau tengah kita alami, namun ketika hal ini akan kita ungkapkan lewat tulisan, tiba-tiba semua beku, tak ada yang keluar. Kalau toh akhirnya kita bisa menuliskannya, terasa hambar, kehilangan greget, bahkan kacau. Wah, kenapa bisa begini? Ingin teriak rasanya!
Ada 'satu waktu', ketika, kita merasa betapa susahnya 'menuangkan' perasaan ke dalam tulisan! (Tapi tenang sajalah, ada 'banyak waktu' untuk 'memolesnya' kembali :-)
Sejauh yang saya alami dalam belajar menulis, menyusun tulisan itu ternyata bagaikan belajar main musik. kita bisa mendengar satu lagu dan secara cepat bisa meresapi atau membedakan jenis musik yang bagus dari yang biasa saja atau kacangan, tapi kita sendiri belum tentu bisa menggubah lagu yang benar-benar sesuai dengan selera dan getar batin kita. Aneh kedengaranya, tapi nyata.
Beberapa buku memberi tips tentang pelajaran menulis yang baik, beberapa teman dan guru saya juga memberi saran tentang bagaimana kita mengawali belajar menuliskan ide-ide kita. Tapi sebagaimana ketika kita belajar memetik dawai gitar, ternyata semua itu tidak gampang khaan?
Tapi akan menjadi lebih sulit kalau kita tidak pernah mencoba untuk memulainya. Sebagai orang yang terlahir sebagai wanita, kita sebenarnya beruntung karena punya bakat alami. Kita sudah terbiasa menuliskan Diary, buku harian kita sendiri. Coba anda buka lagi diary anda, dan baca! Ajaib, ternyata kita -telah- bisa menuliskan ungkapan perasaan kita di masa lalu dengan paparan yang sangat menyentuh, indah, (setidaknya menurut persepsi kita sendiri :-).
Tapi saya tidak bercanda, dengan mengadopsi metode membuat catatan harian terhadap apapun yang mengesankan dalam keseharian kita, ternyata akhirnya kita mendapatkan cukup bahan dan pada gilirannya akan mampu mengeksplorasi kemampuan menulis kita.
Karena itu, mari mulai coba tuliskan apapun yang ingin kita ungkapkan. Pengalaman saya, belajar dari buku-buku panduan menulis, betapapun biasanya berisi kiat-kiat yang sangat bagus dalam membimbing kita, tapi pada gilirannya saya lebih senang memainkan jari-jari saya berdasar -dan lebih mengandalkan- pada feeling saya dalam belajar memencet tuts piano, ehm, maksud saya mengetikkan keyboard komputer :-). Karena dengan demikian, saya merasa lebih 'easy', rileks dalam menuangkan ide-ide segar yang muncul di kepala, entah apakah cara ini efektif buat anda atau tidak.
Langkah-langkah standar semacam inilah yang biasa aku lakukan : (sengaja tidak saya susun dalam urutan abjad, karena proses kreatif terbentuknya tulisan tidak selalu berurutan secara kronologis :-) ;
-Menggali atau memunculkan gagasan - Gagasan (yang masih berupa pokok ide, atau bahkan kata kunci -belum berupa kalimat), terkadang muncul secara tiba-tiba. Kadang munculnya inspirasi justru saat kita -maaf- sedang duduk di kloset, sedang mandi, atau saat kita mengerjakan hal-hal lain di jalan, taman, (bahkan bagi penulis-penulis kawakan, datangnya ide sering mengalir tak terbendung, makanya jangan heran melihat para penyair, musisi, atau penulis profesional yang suka senyum-senyum sendiri, itu tandanya sedang kedatangan ilham :)
Menurut Deepak Chopra , seorang filosof, inspirasi itu adalah suatu kondisi spiritual...
-Memperbanyak Kebiasaan Membaca - Kuatkan gagasan dengan banyak memmbaca. Ada sangat banyak sumber bacaan di internet, satu sumber yang bagus dan tidak pernah ingin terlewatkan adalah pelajaran tentang dunia internet dari guru internet marketing Shama Kabani.   Di Facebook, membaca tulisan Mario Teguh adalah Favortit saya, karena dia inspiring. Di Facebook juga Ada catatan harian milik saudara saya Wiwin Ajah, yang juga sangat menyentuh daan aku suka.
-Rajinlah Mencatat Kilasan Ide - Seorang profesor sekalipun, seperti Prof. Dr.Kuntowijoyo, alayarhamhu, mantan dosen UGM, semasa hidupnya rajin membuat catatan dan mengumpulkan artikel-artikel yang bagus untuk dijadikan kliping. Bahan-bahan inilah yang sering digunakan sebagai pendukung kekuatan naskah-naskah beliau.
Seorang suhu Kungfu di Jogja Utara, teman dari kakak saya, Suheng M. Daru Cahyo, dulu punya kebiasaan, untuk mengingat gerakan jurus2 silatnya, setelah berlatih, dia membuat sketsa jurusnya di lembar-lembaran kertas, menggulungnya kemudian melemparkannya ke plafond kamarnya. Suatu saat sketsa itu dibutuhkan untuk dibukukan, bahan-bahan sudah terkumpul cukup banyak di atap rumahnya.
Saat membaca, kadang inspirasi baru lahir. Begitu inspirasi muncul, segera saja dicatat sebelum terlupa. Kadang satu ide kecil bisa menjadi sebuah karya besar, sebaliknya bila kita tidak mencatatnya, kita bisa kehilangan bahan baku yang sebenarnya jika diolah akan sangat bagus. Kilasan-kilasan ide baru terkadang hadir bagaikan ilham.
Oleh karena itu anda perlu punya notebook -ya buku catatan kecil, kalau sekarang bisa laptop, PDA, atau bahkan kalau terpaksa menggunakan handphone pun bisa, dengan menuliskannya sebagai konsep di folder sms.
-Mengumpulkan dan menatanya dalam satu direktori - Saya biasanya mengumpulkan catatan-catatan kecil di 'notepad' pada laptop saya. Saya tuliskan apa adanya, kemudian disimpan secara berkelompok sesuai tema yang menarik dan relevan dengan catatan tersebut. Notepad saya penuh dgn catatan2 yang masih kacau dan bagi orang lain mungkin tidak berarti, semoga tidak ada orang lain yang mencuri baca, karena isinyapun amburadul :-).
-Pada setiap tahap pengerjaan, endapkan - Hal ini penting agar memberi kesempatan pada feeling kita untuk memfilter kata dan kalimat, sehingga sesuai dengan adonan yang ingin kita ciptakan. Ibarat membuat gado-gado, bermacam bahan yang berlainan tidak semua bisa kita masukkan dan secara bersamaan. Biarkan sense of reception, indra perasa kita mencicipi sedikit demi sedikit, sambil menata ulang bahan2,barangkali ada yg perlu ditambahkan, atau dikurangi. Kemudian endapkan lagi.
Ingat! Tidak semua karya tulis bagus mempersyaratkan penulisan dengan tata bahasa gramatikal yang formal seperti sebuah naskah thesis atau skripsi misalnya. Sehingga anda tidak perlu menunggu sampai benar-benar lulus toefl (link), atau menjadi ahli kamus bahasa Indonesia seperti Purwadarminto, untuk memulai sebuah tulisan ringan. Optimalkan saja apa yang sudah anda kuasai.
Ada sebuah 'joke' tentang Ebiet G ADE, penyanyi yang lebih suka disebut penyair, yang kebetulan orang tuanya satu daerah dengan saya di Banjarnegara. Konon, seperti nama belakangnya, dia hanya menggunakan komposisi kunci-kunci tangga nada tersebut (G-A-D-E) dalam mencipta lagu. tetapi toh ternyata lagu2 nya sangat indah...! :-) I like your songs very much!
-Sambil Mendengarkan Musik - Saat mengedit tulisan, saya lebih suka sambil mendengarkan musik yang inspiratif. EbietDave Koz, Yusuf Islam (Cats Stevens), Letto, dan Michael Jackson (!) saya suka. Dengan bantuan musik, alur nada dan iramanya memudahkan kita ikut mengalirkan ungkapan rasa seni dan intuisi kita.
Tulisan anda adalah ekspresi seni anda, yang akan dibaca orang lain dengan persepsi seni juga. Dimana mereka akan menemukan satu link- kesatuan batin lewat tulisan. Bila anda sudah bisa melakukan demikian, saya ucapkan selamat dech! Karena anda sudah menemukan form anda sendiri.
-Setelah anda yakin barulah anda upload ke blog anda. - Ini bukan berarti sudah final. Dalam blog, berbeda dg tulisan di media penerbitan cetak, bisa setiap saat kita revisi, kalau kita anggap kurang menarik atau masih ada kekurangan. (sedangkan dalam penerbitan cetak, kalau tulisan kita belum layak, tidak usah kuatir, toh mereka/penerbit  juga belum atau tidak akan menerbitkan karya kita ;-)
Di Blog, kalaupun tulisan kita masih asal-asalan, kita tak usah merasa rendah diri, karena disini ada jutaan teman lain yang sama, sama-sama baru tahap belajar, (termasuk saya juga. So, let's enjoy yourself).

Salam Manis Selalu,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar